Pada manusia, terjadinya peradangan pada saluran kemih biasanya ditandai dengan rasa panas di perut bawah dan pinggang bagian kanan. Gejala yang tentu saja bisa langsung ditindaklanjuti dengan upaya penanganan. Berbeda dengan kucing yang tak bisa berkesah. Mungkin ada kucing yang mengeong terus untuk menunjukkan kalau ia kesakitan karena susah pipis. Selebihnya, tak akan menunjukkan tanda. Kalau manusia tak mengamati kondisi kucing-kucingnya secara berkala, penanganan bisa sangat terlambat. Hati-hati, FLUTD dapat menyebabkan kematian.
Baca juga: Ingin Memelihara Kucing? Adopsi, Jangan Membeli
Feline Lower Urinary Tract Disease (FLUTD), penyakit pada saluran kemih dapat menimpa kucing berbagai jenis, berbagai usia. Pada banyak kasus, tak ada penyebab yang bisa diidentifikasi. Salah satu penyebab yang sering ditemukan adalah akibat penumpukan mineral di saluran kemih. Kucing mengkonumsi makanan dan mineral dengan kandungan mineral, yang karena penyebab tertentu akan menumpul, mengkristal, dan menjadi batu. Material asing di dalam tubuh kucing ini lantas mengiritasi saluran kemih dan menghambat aliran urin.
Beberapa gejala FLUTD yang perlu diwaspadai:
- Perilaku buang air kecil yang berubah. Kucing akan bolak-balik ke litter untuk buang air dengan volume urin yang sedikit. Atau bahkan hingga tak bisa mengeluarkan urin.
- Urin yang dikeluarkan kucing bisa berwarna merah karena tercampur darah akibat terjadinya iritasi.
- Kucing lebih sering menjilat area genital.
- Kucing kehilangan selera makan.
- Kucing akan berdiam diri di satu tempat atau tidur-tiduran sepanjang waktu.
Faktor risiko FLUTD:
- Kucing obesitas berpotensi mengalami gangguan saluran kemih.
- Kucing yang kurang aktif lebih berisiko terkena dibandingkan kucing dengan gaya hidup aktif.
- Kucing senior lebih rentan terhadap gangguan kemih dan penyakit ginjal kronis.
Baca juga: Diare dan Sembelit pada Kucing
Ada yang menyebutkan, kucing yang memiliki tingkat stres tinggi lebih mudah terserang gangguan kemih. Stres pada kucing dapat terjadi jika berada dalam lingkungan baru yang kurang nyaman, berada dalam pengawasan manusia yang belum dikenal, perubahan diet, perubahan makanan, perubahan jenis litter atau perpindahan kotak litter, dll.
Bagaimana menangani kucing dengan gejala FLUTD?
Untuk kucing dengan gejala susah pipis, bisa coba diberikan obat diuretik, baik berupa tablet atau sirup. Dokter hewan langganan Rumah Ronin menyarankan untuk kucing mengonsumsi obat tersebut selama 3 hari berturut-turut. Pada kondisi normal, bahkan disarankan untuk pemberian diuretik ini seminggu sekali.
Jika dalam 3 hari kucing masih kesulitan pipis, dan masih menunjukkan gejala tak baik lainnya, segera bawa ke dokter. Terlebih jika sedari awal sudah ditemukan urinnya berdarah, dibarengi dengan enggan makan, terlebih jika kucing juga muntah, jangan tunggu 3 hari. Langsung bawa ke dokter hewan.
Baca juga: Flossie, Kucing Tertua di Dunia
Berikutnya, pastikan kucing mendapatkan pasokan makanan yang baik dan minum yang cukup, agar kasus susah pipis dan FLUTD ini tak berulang.
No comments