Kucing oren hidung pesek dan berbulu panjang itu hamil. Mama manusianya merasa kebobolan, karena sudah diagendakan untuk disteril. Tapi, apa mau dikata, diterima dan dirawat dengan baik. Saat perutnya mulai membuncit, si mama meong diperiksa USG. Terlihat cukup besar, tapi, anehnya hanya terdengar satu detak jantung. Hari lahiran pun tiba, tiga ekor bayi kucing oren. Salah satunya diberi nama Orin.
Baca juga: Kucing Kaput dan Bahaya Karet Gelang
Sayangnya, tak semua hal bisa selalu sejalan dengan harapan. Mama meong mengalami sakit berat saat bayi-bayinya memasuki usia dua bulan. Si mama terbang ke jembatan pelangi, disusul oleh dua ekor anaknya. Tersisalah Orin seekor. Tampaknya ini menjadi semacam jawaban, mengapa saat USG hanya satu detak jantung saja yang terdengar.
Bayi kucing oren itu pun lantas jadi bulan-bulanan kasih sayang kedua orang tua manusianya. Kehilangan 3 ekor sekaligus tentu saja mendatang rasa sedih bagi bapa dan mamahnya Orin. Ditambah lagi harus mengurusi seekor yang masih bayi, belum sanggup makan-minum sendiri. Tapi demikianlah, setelah melewati masa kritis pertumbuhan bayi tanpa induk, Orin pun tumbuh jadi remaja kucing yang ganteng.
Baca juga: Manfaat Collar Katun buat Kucing
Orin yang punya panggilan sayang Oyin ini tak serupa betul dengan mamanya. Kalau mamanya sangat terlihat ras persia-nya, Orin tampak lebih menyerupai kucing lokal. Sepertinya hanya area mulut dan matanya yang masih menunjukkan jejak mama persia-nya.
Sebagai anak kesayangan pasangan Harry dan Kania yang membuka toko perlengkapan garmen dan aksesoris, Orin pun didapuk sebagai pemilik lapak. Si bos, begitu panggilannya. Ia yang memantau kinerja karyawan dan pergerakan arus kas, serta memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik. Hebat, kan, kucing oren bernama Orin ini? 😻
Yang mau kenalan dengan Orin, bayi kucing oren yang sekarang sudah berusia 7 tahun ini, bisa berteman di Instagram @memesdemes. Orin tinggal bersama pawrent-nya di Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat.
No comments