Masih
ingat dengan pulau kucing di Jepang? Ingat dong! Tapi tahu kan kalau ada 2
pulau kucing di Jepang? Tidak tahu? Mari, kuingatkan..
Pulau kucing yang pertama adalah Tashirojimo, Prefektur Miyagi. Pulau lainnya: Aoshima, Prefektur Ehime.
Pulau kucing yang pertama adalah Tashirojimo, Prefektur Miyagi. Pulau lainnya: Aoshima, Prefektur Ehime.
Tashirojimo
Orang
banyak menyebutnya Pulau Kucing. Nama sebenarnya Tashirojima, sebuah pulau
kecil di Kota Ishinomaki, Prefektur Miyagi, Jepang. Pulau ini dikenal sebagai
pulau kucing karena populasi kucing yang bahkan melebihi jumlah manusia. Meski
demikian hidup mereka terjamin karena masyarakat setempat percaya, memberi
makan kucing akan membawa kekayaan dan keberuntungan. Sebuah kuil kucing
bernama Neko Jinja dibangun di tengah pulau. Sementara di perfektur Miyagi
sendiri terdapat sekitar 10 kuil kucing.
Keberadaan
kucing di pulau ini sendiri diduga sudah sangat lama. Penduduk Pulau
Tashirojima awalnya beternak ulat sutra. Mereka sengaja memelihara kucing untuk
mengendalikan populasi tikus sebagai predator alami ulat sutera. Setelah
periode Edo dan datangnya nelayan dari daerah lain, menjaring ikan menjadi
pekerjaan yang lebih populer. Populasi kucing pun semakin meningkat. Seiring
waktu, para nelayan mulai menyukai dan memperhatikan kebiasaan kucing. Dari
binatang kaki empat ini para nelayan juga belajar menafsirkan tingkah laku
kucing sebagai prediksi pola cuaca dan keberadaan ikan.
Namun
banyak yang mengkhawatirkan Tashirojima tak bisa meneruskan tradisi ini,
mengingat keterbatasan penghuni manusianya. Tercatat ada sekitar 100 penduduk
saja di pulai ini. Kebanyakan dari mereka juga sudah lanjut usia. Diduga lebih
dari 50 persen populasi manusia di pulau ini berusia lebih dari 65 tahun.
Sehingga dikhawatirkan kelangsungan hidup pulau ini terancam. Namun sejauh ini
Pulau Tashirojima menjadi salah satu pulau tujuan wisata di Jepang.
Aoshima
Dibandingkan
Tashirojimo yang dihuni lebih banyak manusia, Aoshima hanya dihuni 15 jiwa.
Sedangkan kucingnya mencapai sekitar 100 ekor! Dengan populasi yang lebih
tinggi dibandingkan manusia, apakah mereka lantas kelaparan? Seperti halnya
Tashirojima, Aoshima juga menjadi pulau tujuan wisata. Selain dari para
penghuninya yang memang penyayang kucing, mereka juga mendapatkan pasokan makanan
dari para turis yang singgah. Bukannya kekurangan, sebaliknya malah
dikhawatirkan mereka akan mengalami obesitas. Meg, bersama tim dari
Rocketnews24, datang ke lokasi untuk melihat dari dekat kondisi kucing-kucing
liar tersebut. Hasilnya?
Meg
menciptakan tiga kategori kucing berdasarkan data visual. Karena tentunya tak
memungkinkan untuk mengukur berat badan mereka satu per satu. Kategori pertama
kucing yang memiliki cekungan antara kepala dan tubuhnya diklasifikasikan
sebagai normal. Kategori kedua mereka yang menunjukkan sebuah garis lurus
disebut “sedikit berat”. Kategori ketiga adalah mereka yang antara kepala dan
lehernya terlihat menggembung yang diartikan “kelebihan berat badan”. Tapi
sejauh yang dicermati Meg, para kucing ini masih belum dikatakan mengalami
obesitas. Mereka memang memakan apa saja yang diberikan oleh para pengunjung.
Namun pada saat lain, ketika tak mendapatkan makanan dari penduduk setempat
atau sedang sepi pengunjung, mereka pun berburu makanannya sendiri seperti
halnya kucing liar. Jadi, para kucing Aoshima memiliki kesempatan alami yang
cukup untuk berlatih dan berolahraga.
No comments